Apa yang Dimaksud dengan Bank Sentral

apa yang dimaksud dengan bank sentral
apa yang dimaksud dengan bank sentral

SaifulHuda.com - Banyak orang mendengar istilah "bank sentral", tetapi masih banyak yang belum memahami secara menyeluruh mengenai apa itu bank sentral dan apa peranannya dalam perekonomian suatu negara. Artikel ini akan memberikan pemahaman yang jelas tentang apa yang dimaksud dengan bank sentral.

Apa yang Dimaksud dengan Bank Sentral

Bank sentral, juga dikenal sebagai bank pemerintah atau otoritas moneter, adalah lembaga atau institusi yang bertanggung jawab untuk mengatur dan menjaga stabilitas kebijakan moneternya dalam perekonomian negara. Bank sentral juga mengawasi sistem perbankan dan mata uang yang digunakan. 

Setiap negara biasanya memiliki bank sentralnya sendiri, yang bertindak sebagai pilar utama dalam sistem keuangan negara tersebut.

Sejarah Singkat Bank Sentral di Indonesia

Pada bagian ini, kita akan membahas tentang sejarah bank sentral di Indonesia. Bank Indonesia didirikan pada tanggal 1 Juli 1953, sebelumnya dikenal dengan nama De Javasche Bank. Sebelum tahun 1953, Indonesia memiliki beberapa lembaga keuangan, seperti Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) yang berasal dari Jerman.

De Javasche Bank didirikan pada tahun 1828 oleh pemerintah Hindia Belanda dan berfungsi sebagai bank sentral untuk wilayah Hindia Timur. Pada saat itu, De Javasche Bank bertanggung jawab dalam pengelolaan mata uang, pembiayaan perdagangan, dan pengumpulan dana pemerintah.

Pada masa pendudukan Jepang, De Javasche Bank diganti namanya menjadi Dai Nippon Bank dan bertindak sebagai bank sentral untuk wilayah Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, Dai Nippon Bank digantikan kembali oleh De Javasche Bank yang kemudian menjadi bank sentral baru Indonesia.

Pada tahun 1949, pemerintah Indonesia mulai merencanakan pembentukan bank sentral yang independen. Pada 1 Juli 1953, Bank Indonesia didirikan sebagai bank sentral yang independen dan bertanggung jawab dalam pengawasan sistem perbankan serta mengatur dan menjaga stabilitas harga di Indonesia.

Fungsi Bank Sentral

Bank sentral memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi suatu negara. Berikut adalah beberapa fungsi yang dimiliki oleh bank sentral:

  1. Pengawasan sistem perbankan: Bank sentral bertindak sebagai regulator untuk membantu memastikan bahwa sistem perbankan berjalan lancar dan sesuai dengan peraturan. Bank sentral juga memantau kesehatan keuangan bank dan memastikan bahwa bank memiliki likuiditas dan solvabilitas yang memadai.
  2. Kebijakan moneter: Bank sentral bertanggung jawab dalam menjaga stabilitas harga dengan menetapkan suku bunga yang sesuai. Bank sentral juga menggunakan alat pengendalian moneter, seperti operasi pasar terbuka, untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat dan mengendalikan inflasi.
  3. Stabilitas harga: Bank sentral bekerja untuk menjaga inflasi tetap stabil, sehingga tidak terjadi deflasi yang dapat mempengaruhi stabilitas harga konsumen. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengatur suku bunga.
  4. Sistem pembayaran: Bank sentral menyelenggarakan sistem pembayaran untuk memastikan bahwa transaksi keuangan dapat berjalan dengan lancar dan aman. Bank sentral juga memiliki peran penting dalam memfasilitasi transfer dana antarbank menggunakan layanan seperti BI-RTGS, BI-CAS, dan BI-SSS.

Fungsi Bank Sentral

Selain fungsi utama yang disebutkan di atas, bank sentral juga memiliki beberapa fungsi tambahan, seperti:

  • Mengatur dan mengawasi kebijakan makroprudensial: Bank sentral dapat mengeluarkan kebijakan makroprudensial untuk mengurangi risiko sistemik dalam sektor keuangan.
  • Menjaga stabilitas sistem keuangan: Bank sentral berperan sebagai pengawas sistem keuangan untuk mencegah terjadinya krisis keuangan dan menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.
  • Memfasilitasi pembayaran internasional: Bank sentral juga memfasilitasi transaksi internasional dengan menggunakan instrumen keuangan seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Kebijakan Moneter Bank Sentral

Bank sentral memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi suatu negara melalui kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah cara bank sentral untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat, dengan tujuan mengendalikan inflasi dan deflasi. Berikut adalah beberapa instrumen kebijakan moneter yang dijalankan oleh bank sentral:

Instrumen Kebijakan Moneter Penjelasan
Suku Bunga Suku bunga merupakan biaya yang harus dibayar oleh pihak yang meminjam uang dari bank. Bank sentral dapat menaikkan suku bunga, sehingga masyarakat akan enggan meminjam uang, sehingga berkurang jumlah uang yang beredar di masyarakat. Hal ini dapat menekan inflasi.
Inflasi Inflasi adalah fenomena meningkatnya harga-harga barang secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Bank sentral berupaya untuk menjaga inflasi tetap stabil, sehingga tidak terjadi deflasi yang dapat mempengaruhi stabilitas harga konsumen.
Deflasi Deflasi adalah kondisi terjadinya penurunan harga-harga barang secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Ketika terjadi deflasi, konsumen akan menunda pembelian, sehingga produksi menurun dan perusahaan akan melakukan PHK, dan berdampak pada ekonomi negara.

Bank sentral memiliki tanggung jawab untuk menjalankan kebijakan moneter yang efektif guna menjaga stabilitas harga dan perekonomian negara.

Stabilitas Harga

Salah satu tujuan dari bank sentral adalah menjaga stabilitas harga dalam perekonomian suatu negara. Stabilitas harga dicapai ketika tingkat inflasi tetap rendah dan stabil. Jika inflasi terlalu tinggi, harga-harga barang akan meningkat dan daya beli masyarakat akan menurun. Sebaliknya, jika terjadi deflasi, harga-harga barang akan turun namun berdampak pada penurunan produksi dan pertumbuhan ekonomi.

Bank sentral menggunakan indeks harga konsumen (IHK) sebagai acuan untuk mengukur tingkat inflasi atau deflasi. IHK mencakup harga-harga yang dibutuhkan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, pakaian, dan perumahan.

Indeks Harga Konsumen

Indeks Harga Konsumen (IHK) didefinisikan sebagai ukuran statistik perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga. IHK dihitung dengan membandingkan harga suatu barang atau jasa pada periode tertentu dengan harga barang atau jasa yang sama pada periode sebelumnya. Periode sebelumnya biasanya selalu dijadikan sebagai dasar dengan nilai indeks 100, dan perubahan harga dihitung berdasarkan perbedaan antara nilai IHK saat ini dan nilai IHK dasar tersebut.

Bank sentral menggunakan data IHK untuk menentukan kebijakan moneternya. Jika inflasi terlalu tinggi, bank sentral dapat menggunakan instrumen kebijakan moneter untuk menaikkan suku bunga dan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Ini akan mengurangi permintaan konsumen dan produsen, yang dapat menurunkan tingkat inflasi. Sebaliknya, jika terjadi deflasi, bank sentral dapat menurunkan suku bunga dan meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat untuk meningkatkan permintaan konsumen dan produsen serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pengawasan Sistem Perbankan

Salah satu fungsi utama dari bank sentral adalah pengawasan sistem perbankan, termasuk bank komersial dan bank syariah. Bank sentral memiliki peran penting dalam memastikan bahwa kegiatan perbankan berjalan dengan baik dan aman, serta mengawasi likuiditas dan solvabilitas bank.

Untuk menjalankan tugas pengawasan tersebut, Bank Indonesia memiliki beberapa program dan kegiatan, seperti Inspeksi Kas dan Verifikasi (IKV), Pembinaan dan Pengawasan (Binwas), serta pengawasan terhadap risiko likuiditas dan risiko kredit.

Inspeksi Kas dan Verifikasi (IKV)

IKV merupakan program yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk memastikan keamanan dan ketepatan transaksi kas di bank. Program ini dilakukan secara rutin dan mendadak, dimana petugas dari Bank Indonesia melakukan pemeriksaan langsung ke cabang-cabang bank untuk memastikan bahwa transaksi kas yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

Pembinaan dan Pengawasan (Binwas)

Binwas merupakan program yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk memastikan bahwa bank memiliki manajemen yang baik dan sesuai dengan standar. Program ini meliputi pengawasan terhadap manajemen risiko, kepatuhan, dan strategi bisnis bank.

Pengawasan Terhadap Risiko Likuiditas dan Risiko Kredit

Bank sentral juga memiliki tugas mengawasi risiko likuiditas dan risiko kredit yang dihadapi oleh bank. Bank Indonesia memantau likuiditas dan solvabilitas bank secara berkala dan memberikan saran atau tindakan perbaikan jika diperlukan.

Dalam pengawasan sistem perbankan, Bank Indonesia juga berperan sebagai regulator dengan menyusun aturan dan ketentuan untuk melindungi kepentingan konsumen dan menjaga stabilitas sistem perbankan secara keseluruhan.

Sistem Pembayaran

Bank sentral memiliki peran penting dalam mengatur sistem pembayaran suatu negara. Sistem pembayaran merupakan infrastruktur keuangan yang digunakan untuk melakukan transfer dana antara berbagai pihak dalam sebuah perekonomian. Dalam rangka menjaga stabilitas sistem pembayaran, Bank Indonesia (BI) menyediakan layanan sistem pembayaran yang meliputi BI-RTGS, BI-CAS, dan BI-SSS.

BI-RTGS

BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) adalah sistem transfer dana elektronik yang digunakan untuk melakukan transfer dana dalam jumlah besar dan nilainya sama dengan atau lebih dari Rp 1 miliar. Sistem ini memastikan bahwa transfer dana dilakukan secara real-time, sehingga transaksi dapat segera diproses dan diselesaikan.

BI-CAS

BI-CAS (Clearing and Settlement) adalah sistem transfer dana elektronik yang digunakan untuk melakukan transfer dana dalam jumlah kecil dan nilainya kurang dari Rp 1 miliar. Sistem ini bersifat batch processing atau transaksi diproses secara berkelompok saat waktu tertentu dalam sehari.

BI-SSS

BI-SSS (Sistem Kliring Surat Berharga Syariah) adalah sistem transfer dana elektronik yang digunakan untuk melakukan pembelian, penjualan, dan penyelesaian surat berharga syariah secara elektronik. Sistem ini memastikan transaksi surat berharga syariah dapat diproses secara efisien dan transparan.

Peran Bank Sentral dalam Perekonomian

Bank sentral memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi suatu negara. Bank sentral bertanggung jawab terhadap pengawasan sistem perbankan, pengaturan kebijakan moneternya, serta menjaga stabilitas harga dan sistem pembayaran. Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkap mengenai peran bank sentral dalam perekonomian:

Pengawasan Sistem Perbankan

Salah satu tugas utama bank sentral adalah untuk melakukan pengawasan terhadap sistem perbankan. Bank sentral memonitor aktivitas bank komersial dan bank syariah, serta memastikan bahwa bank memiliki likuiditas dan solvabilitas yang memadai. Dengan melakukan pengawasan yang ketat, bank sentral dapat mencegah terjadinya kegagalan pada sistem perbankan, yang dapat berdampak pada stabilitas ekonomi suatu negara.

Kebijakan Moneter

Bank sentral memiliki kebijakan moneter yang berperan dalam mengendalikan inflasi dan deflasi. Bank sentral menggunakan instrumen kebijakan moneter seperti suku bunga untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat. Dengan demikian, bank sentral dapat mengatur pertumbuhan ekonomi suatu negara serta menjaga stabilnya harga-harga di pasar.

Stabilitas Harga

Stabilitas harga menjadi salah satu prioritas dari bank sentral. Bank sentral bekerja untuk menjaga inflasi tetap stabil, sehingga tidak terjadi deflasi yang dapat mempengaruhi stabilitas harga konsumen. Bank sentral berusaha untuk mencapai target inflasi yang ditetapkan dalam jangka waktu tertentu, sehingga harga-harga dapat stabil dan masyarakat dapat memperkirakan biaya hidup dengan lebih baik.

Sistem Pembayaran

Bank sentral juga memiliki peran dalam mengatur sistem pembayaran dalam suatu negara. Bank sentral menyediakan berbagai layanan sistem pembayaran, seperti transfer dana dan BI-RTGS, BI-CAS, BI-SSS. Dengan adanya sistem pembayaran yang nyaman dan efisien, transaksi keuangan dapat dilakukan secara lebih mudah dan aman.

Pengaruh Bank Sentral terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Bank sentral juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Melalui kebijakan moneter dan pengaturan sistem perbankan, bank sentral dapat mengurangi risiko krisis keuangan dan memperkuat iklim investasi di suatu negara. Selain itu, bank sentral juga berperan dalam mengembangkan sektor keuangan, yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Struktur Organisasi Bank Sentral di Indonesia

Bank Sentral di Indonesia dikenal sebagai Bank Indonesia (BI). BI memiliki struktur organisasi yang terdiri dari :

Komponen Deskripsi
Dewan Gubernur Berdasarkan Undang-Undang nomor 23 tahun 1999, Dewan Gubernur adalah badan pengambil keputusan tertinggi BI yang terdiri dari Gubernur dan para Deputi Gubernur. Dewan Gubernur memiliki tugas untuk menetapkan kebijakan dan strategi BI, serta mengawasi pelaksanaan tugas dan fungsi BI.
Departemen Departemen di BI dibagi menjadi sejumlah divisi yang masing-masing memiliki tanggung jawab khusus dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Departemen dan divisi di BI antara lain adalah Departemen Ekonomi dan Moneter, Departemen Pengawasan, dan Departemen Pengelolaan Moneter.

Dalam menjalankan tugasnya, BI memiliki struktur organisasi yang hierarkis. Selain itu, BI juga memiliki pembagian tugas yang jelas dan dilaksanakan secara teratur demi memastikan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugasnya.

Hubungan Antara Bank Sentral dan Pemerintah

Bank sentral memainkan peran penting dalam mengatur kebijakan moneter dan menjaga stabilitas harga di negara. Namun, karena bank sentral harus mengambil keputusan yang sangat penting, maka perlu adanya koordinasi dengan pemerintah dalam pembuatan kebijakan fiskal yang memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian.

Secara umum, hubungan antara bank sentral dan pemerintah harus membantu mencapai tujuan yang sama, yaitu pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan di negara. Ada tiga tipe hubungan antara bank sentral dan pemerintah yang harus diperhatikan:

  1. Independensi penuh: bank sentral diberi otonomi untuk menjalankan kebijakan moneter yang independen tanpa pengaruh dari pemerintah.
  2. Koordinasi: bank sentral dan pemerintah bekerja sama dalam membuat kebijakan fiskal dan moneter, dengan mempertimbangkan tujuan perekonomian nasional.
  3. Peran berganda: bank sentral ikut serta dalam kebijakan fiskal dan ekonomi nasional, sebagai penasihat dan juga aktor dalam proses pengambilan keputusan.

Di Indonesia, hubungan antara Bank Indonesia (BI) dan pemerintah diatur oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Dalam undang-undang tersebut, BI diberi otonomi dalam menjalankan kebijakan moneter, dengan mempertimbangkan tujuan kebijakan pemerintah. Walau demikian, pemerintah tetap memiliki hak pengawasan atas tindakan BI, melalui Dewan Gubernur yang diangkat oleh Presiden.

Seiring berjalannya waktu, hubungan antara BI dan pemerintah menjadi semakin erat. Pemerintah secara terus-menerus mengeluarkan kebijakan fiskal, seperti pinjaman dari pasar obligasi internasional, yang mempengaruhi kebijakan moneter yang diambil oleh BI. Meskipun demikian, BI masih dapat menjaga independensinya dalam menjalankan kebijakan moneter, dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi dan keuangan yang dapat mempengaruhi tujuan akhir dari kebijakan tersebut.

Pengaruh Bank Sentral di Pasar Keuangan

Keputusan kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral dapat berdampak pada pasar keuangan secara umum. Salah satunya adalah pengaturan suku bunga, yang dapat mempengaruhi kinerja obligasi dan saham.

Kenaikan suku bunga yang dikeluarkan oleh bank sentral dapat menurunkan kinerja obligasi di pasar keuangan. Hal ini karena dengan naiknya suku bunga, harga obligasi menurun sehingga yield yang diberikan menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga, kinerja obligasi dapat meningkat karena harga obligasi naik dan yield-nya menurun.

Pengaruh bank sentral juga dapat dirasakan pada kinerja saham di pasar keuangan. Keputusan bank sentral mengenai suku bunga dapat memengaruhi perekonomian secara keseluruhan dan kinerja perusahaan. Sebagai contoh, kenaikan suku bunga dapat menurunkan kinerja perusahaan karena biaya pinjaman menjadi lebih tinggi, sehingga potensi keuntungan dari investasi menjadi lebih rendah. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga, kinerja perusahaan dapat meningkat karena biaya pinjaman menjadi lebih rendah.

Pengaruh Bank Sentral dalam Rangka Kerjasama Internasional

Sebagai lembaga yang memiliki peran penting dalam stabilitas ekonomi negara, bank sentral juga memiliki pengaruh yang signifikan dalam kerjasama internasional. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait pengaruh bank sentral dalam rangka kerjasama internasional:

Peran Bank Sentral dalam Kerjasama Internasional

Bank sentral berperan dalam membantu perekonomian dunia melalui kerjasama internasional. Bank sentral dapat berpartisipasi dalam organisasi internasional seperti Bank Dunia dan IMF untuk memberikan bantuan finansial dan teknis pada negara-negara yang membutuhkan. Bank sentral juga dapat memberikan dukungan dalam hal pengembangan sistem keuangan dan perbankan di negara-negara berkembang.

Kesepakatan Internasional yang Dibuat oleh Bank Sentral

Bank sentral juga dapat membuat kesepakatan internasional dengan bank sentral di negara lain untuk memperkuat stabilitas sistem keuangan global. Kesepakatan ini dapat berupa perjanjian swap mata uang atau kesepakatan tentang regulasi keuangan. Dengan adanya kesepakatan seperti ini, bank sentral dapat berkolaborasi dan mempertahankan stabilitas ekonomi dunia.

Kerjasama dalam Pengawasan Sistem Keuangan

Bank sentral juga dapat melakukan kerjasama dengan bank sentral lainnya untuk memperkuat pengawasan terhadap sistem keuangan global. Hal ini bertujuan untuk memperkuat stabilitas dan meningkatkan transparansi sistem keuangan di seluruh dunia. Bank sentral dapat bekerja sama untuk mengembangkan standar internasional dan memperkuat pemantauan risiko di pasar keuangan global.

Read Also
Share
Like this article? Invite your friends to read :D
Post a Comment